Monday, March 13, 2017

Ubudiah: Niat lain ketika melaksanakan kesunnahan wudhu

Untuk mendorong masyarakat yang kurang kesadarannya akan beribadah, seorang pendakwah ketika memberikan ceramah agama di tengah-tengah masyarakat beliau memaparkan hukum dalam sebuah ibadah sekaligus disertai pemaparan tentang hikmah dibalik kesunnahan tersebut. Semisal ketika seorang berwudhu dan membasuh kedua telapak tangannya agar berniat menyucikan tangan supaya tidak mengambil sesuatu yang bisa menjauhkan diri seseorang dari Allah SWT. Ketika berkumur agar berniat membersihkan mulut supaya tidak melodahi lisan dengan ucapan-ucapan yang buruk. Benarkah ada keterangan dalam kubus salaf tentang hal di atas, ataukah itu hanya hasil filosofi seorang pendakwah tersebut?

Jawab:
Ada, sebagaimana keterangan dalam karya fathul mu’in. baca keterangan dibawah ini.

“Al-Qoishori berkata: alangkah baiknya bagi orang yang bersuci bersamaan dengan membasuh kedua tapak tangannya untuk niat menyucikannya, supaya tidak mengambil sesuatu yang akan menjauhkannya dari Allah, dan mengibaskan kedua tangan itu dari sesuatu yang menyibukkan orang tersebut jauh dari Allah. Dan dengan berkumur, niat untuk menyucikan mulut tidak mengotori lisan dengan ucapan-ucapan yang buruk. Dengan istinsyak, niat mencium beberapa aroma yang menyenangkan. Dengan menyela-nyela rambut, niat melepaskannya dari tangan-tangan (nafsu) yang mengusai dirinya dan telah menurunkan dari syurga ‘illiyyin tertinggi, menuju tempat terendah. Dengan membasuh wajah, niat membersihkan dirinya yang telah mengikuti hawa nafsu, mencari pangkat yang tercela, dan tunduknya pada selain Allah. Dan dengan menyucikan hidung, niat membersihkan dirinya dari sifat sombong. Dengan membasuh mata, niat membersihkan diri, tidak lagi melihat sesuatu yang dibenci syariat, dan tidak memandang bahwa selain Allah bisa memberi mamfaat dan mudharat. Dengan membasuh kedua telapak tangan, niat untuk menyucikannya agar tidak mengambil sesuatu yang menjauhkan ia dari Allah. Dengan mengusap kepala,  niat menghilangkan rasa jadi kepala dan pemimpin yang menyebabkan sifat sombong. Dengan membasuh kedua telapak kaki, niat menyucikannya dari bersegera melakukan pelanggaran-pelanggaran dan mengikuti hawa nafsu, dan melepas belenggu kelemahan untuk bersegera arena ketaatan yang bisa menyampaikan pada keberuntungan  dengan mendapat ridha dari Allah  yang maha agung dan bijaksana. Dengan yang telah disebutkan di atas, jasad telah siap untuk menghadap di hadapan Allah ta’ala.REFERENSI I’ANATHUTH THALIBIN JUZU` 1 HAL. 68.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai dengan topik dan pembahasan