Makna kembali kepada Al-Qur’an
dan al sunnah
Makna kembali kepada Al-Qur’an dan al sunnah
merupakan kata-kata yang sangat banyak perbedaan makna dan di salah gunakan
tafsiran oleh para cendikiawan-cendikiawan masa sekarang, maka di kalangan awam
perlu mengetahui makna yang sebenarnya dari kata-kata tersebut. Bila kata-kata Makna
kembali kepada Al-Qur’an dan al sunnah di salah tafsirkan maka akan
mengalami pemahaman yang salah secara fatal.
kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits melalui karya-karya ulama |
Kembali kepada Al-Qur’an dan al sunnah adalah
bagi orang yang mempunyai kapasitas mujtahid dan mereka memiliki metodelogi
dalam mengambil dalil atau menggali hukum dari Al-Qur’an dan al sunnah. Sedangkan
kita Kembali kepada Al-Qur’an dan al sunnah bagi kita adalah kembali
kepada pendapat ulama yang mempunyai kapasitas menggali hukum dari Al-Qur’an
dan al sunnah seperti
imam yang empat.
imam yang empat.
Dan para ulama, diantaranya yang menafsirkan Al-Qur’an
seperti Jalaluddin Abdurrahman AlSuyuthi, yang karyanya dikenal dan dijadikan
salah satu pendidikan pada kurikulum di Dayah dan dipesantren di Indonesia, mereka
mengikuti para ulama yang mempunya kapasitas mujatahid sehingga nama beliau
dalam kitab tafsir yaitu; Jalaluddin Abdurrahman AlSuyuthi Al-Syafi’i dan
beliau telah menghafal 200 ribu hadits. tetapi lucunya ada beberapa segelintir orang
sekarang yang mengambil pemahaman sendiri dari Al-Qur’an dan al sunnah tidak
melalui para ulama terdahulu dan bahkan ada yang mempertanyakan, kembali kepada
hadits nabi atau para ulama? Bodoh bin bahlul..
Syaikh ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Siapa
yang mencintai para ulama, boleh baginya mengikuti pendapatnya selama pendapat
tersebut sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Seperti itu disebut muhsin
(orang yang baik). Bahkan keadaan ini lebih baik daripada yang lainnya.”
(Majmu’ah Al-Fatawa, 22: 249)
Dan ada sebahagian orang atau ustaz panggilannya yang
merendahkan ulama-ulama panutan ummat di tv, berdakwah di berbagai tempat dan
di media sosial, mereka mengklaim bahwa ada ulama seperti imam Al-Ghazali yang
pandai, namun ia ada kekeliruan yaitu tidak kembali kepada Al-Qur’an dan al
sunnah padahal tidak ada apa-apanya ia denga imam Al-Ghazali. Maka
jangan ikutin ceramahnya orang yang seperti itu.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai dengan topik dan pembahasan