Friday, June 1, 2018

TAUHID: Makna kembali kepada Al-Qur’an dan al sunnah


Makna kembali kepada Al-Qur’an dan al sunnah
Makna kembali kepada Al-Qur’an dan al sunnah merupakan kata-kata yang sangat banyak perbedaan makna dan di salah gunakan tafsiran oleh para cendikiawan-cendikiawan masa sekarang, maka di kalangan awam perlu mengetahui makna yang sebenarnya dari kata-kata tersebut. Bila kata-kata Makna kembali kepada Al-Qur’an dan al sunnah di salah tafsirkan maka akan mengalami pemahaman yang salah secara fatal.
kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits melalui karya-karya ulama


Kembali kepada Al-Qur’an dan al sunnah adalah bagi orang yang mempunyai kapasitas mujtahid dan mereka memiliki metodelogi dalam mengambil dalil atau menggali hukum dari Al-Qur’an dan al sunnah. Sedangkan kita Kembali kepada Al-Qur’an dan al sunnah bagi kita adalah kembali kepada pendapat ulama yang mempunyai kapasitas menggali hukum dari Al-Qur’an dan al sunnah seperti
imam yang empat.

Dan para ulama, diantaranya yang menafsirkan Al-Qur’an seperti Jalaluddin Abdurrahman AlSuyuthi, yang karyanya dikenal dan dijadikan salah satu pendidikan pada kurikulum di Dayah dan dipesantren di Indonesia, mereka mengikuti para ulama yang mempunya kapasitas mujatahid sehingga nama beliau dalam kitab tafsir yaitu; Jalaluddin Abdurrahman AlSuyuthi Al-Syafi’i dan beliau telah menghafal 200 ribu hadits. tetapi lucunya ada beberapa segelintir orang sekarang yang mengambil pemahaman sendiri dari Al-Qur’an dan al sunnah tidak melalui para ulama terdahulu dan bahkan ada yang mempertanyakan, kembali kepada hadits nabi atau para ulama? Bodoh bin bahlul..

Syaikh ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Siapa yang mencintai para ulama, boleh baginya mengikuti pendapatnya selama pendapat tersebut sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Seperti itu disebut muhsin (orang yang baik). Bahkan keadaan ini lebih baik daripada yang lainnya.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 22: 249)

Dan ada sebahagian orang atau ustaz panggilannya yang merendahkan ulama-ulama panutan ummat di tv, berdakwah di berbagai tempat dan di media sosial, mereka mengklaim bahwa ada ulama seperti imam Al-Ghazali yang pandai, namun ia ada kekeliruan yaitu tidak kembali kepada Al-Qur’an dan al sunnah padahal tidak ada apa-apanya ia denga imam Al-Ghazali. Maka jangan ikutin ceramahnya orang yang seperti itu.


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai dengan topik dan pembahasan