Kebanyaan orang membuat rencana muluk-muluk untuk masa yang akan datangnya. Impian ini terus menghantui hingga menjadi seperti konklusi dan takdir yang harus terwujud. seorang siswa bermimpi ingin menjadi dokter, insinyur, mekanik, hakim atau duta besar. Seorang pedagang eceran bermimpi ingin menjadi pedagang grosir, sedang pedagang grosir bermimpi ingin menjadi pabrik, dan pemilik pabrik bermimpi ingin memiliki pabrik lain yang jauh lebih besar.
Kebiasaan tersebut tidak hanya terbatas pada orang-orang seperti di atas. masih banyak contoh lainnya. sebagian orang ada juga yang ingin menjadi bintang olahraga, ilmuan ternama, atau pemimpin tanpa tanding. Bahkan, orangtua pun ada yang sengaja merencanakan masa depan anak-anaknya. yang ini ingin anaknya menjadi pilot, yang itu ingin anaknya menjadi dosen dan lainnya.
Memang, merencanakan jalan hidup sendiri, atau merencanakan jalan hidup anak-anak adalah perbuatan baik dan terpuji. Akan tetapi, bagaimana kalau semua impian tersebut tidak terwujud? apa yang terjadi pada siswa yang sudah berencana ingin masuk kuliah kedokteran tapi nilainya kurang dari standar? atau apa yang terjadi pada siswa yang bermimpi masuk sekolah militer tapi tidak lulus ujian seleksi?
Apa yang terjadi pada orang yang ingin jago pegulat tapi tiba-tiba tulang betisnya patah? atau orang yang berharap kaya tapi menderita kerugian? kira-kira apa yang terjadi, padahal semua ini sangat mungkin terjadi?
Apakah harus menangisi air susu yang sudah tumpah? Ataukah seumur hidup meng impikan apa yang selama ini diharapkan? Apakah harus terus mengeluh dan mengeluh....."Ah, seandainya dulu begini....pasti begini...." apakah orangtua akan memusuhi anaknya karena sang anak tak mampu mewujudkan impiannya? Ataukah orangtua akan terus mencela, mengumpat dan menunjukkan kesedihannya tanpa akhir?
video inspirasi
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai dengan topik dan pembahasan