Monday, April 16, 2018

TASAWUF: memaafkan jauh lebih baik


Kebanyakan Kita mampu bahkan sangat gampang untuk menerima permintaan maaf daripada meminta maaf. Orang yang meminta maaf sudah tentu harus membutuhkan keberanian untuk menjadi seorang yang rendah hati, menghilangkan sikap mementingkan diri-sendiri, untuk berani menghargai orang lain dalam segala bidang. Memberikan maaf menuntut kita untuk melepaskan rasa sakit atau luka kita. Walupun demikian minta maaf merupakan hal yang sangat payah pada kasus-kasus tertentu, khususnya pada perkara yang beret dan sakit hati yang dialami amat mendalam dan berkaitan dengan sesuatu yang sangat berharga.
            Hakikatnya belajar meminta maaf itu sama pentingnya dengan belajar untuk memberikan maaf atau memaafkan. Kedua-keduanya perlu adanya ilmu yang harus dipelajari, berlatih, dan melakukannya secara rutin atau berkali-kali. Di dalam lingkungan keluarga hendaknya anggota keluarga harus dibiasakn dengan perkataan, “terimakasih, memaafkan dan minta maaf.” Dengan demikian anggota keluarga kita akan akan membiasakan hal demikian, maka terjadilah sebuah keluarga yang dalm kesehariannya membudayakan sikap berterimaksih atas pemberian, meminta maaf bila ada kesalahan, dan memaafkan orang lain apabila melakukan kesalahan pada mereka.  Pada realitanya orang yang sulit memaafkan dirinya juga sulit untuk memaafkan orang lain, orang yang sulit meminta maaf juga akan sulit mengerti mengapa orang lain harus meminta maaf. Hendaknya kita terus-menerus berupaya untuk memnita maaf dan memaafkan orang lain dengan rendah hati dan tulus.
            Salah satu perkara yang sangat di cintai oleh Allah SWT adalah orang yamg mampu memberi maaf atas kesalahan orang lain. Allah SWT Berfirman dalam Surah Ali- Imran Ayat 134:

{الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ} [آل عمران : 134]

134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Kita sering memperhatikan orang yang meminta maaf dan memaafkan hubungan orang tersebut dapat menumbuhkan menjadi lebih intim dan berkembang lagi. Orang yang meminta maaf dengan tulus menjadi lebih rendah hati, penuh perhatian bersikap hati-hati dan lebih menghargai orang lain. Pengalaman mengungkapkan ketika kita belum dapat memaafkan orang lain, hidup kita tidak akan tenang, tidak tentram tentu saja tidak bahagia dan kita juga mengalami depresi dan terluka yang paling parah adalh kita akan dihantui terus-menerus oleh rasa sakit hati dan bayang-bayang kesalahan orang  lain yang belum kita maafkan.
Video Untuk Memulihkan Penyakit Hati Kita

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai dengan topik dan pembahasan