Saturday, April 21, 2018

TAUHID: Perbedaan antara salaf dan salafi


Mikir


Kata-kata ini sering kita mendengar dan membacanya di radio, televisi, pada ustaz-ustadz, artikel-artikel, koran, majalah dan juga di tabloid  dan lain-lainnya, namun tahukah anda bahwa diantara kalimat-kalimat itu memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Fakta dan kenyataan, bahwa banyak orang yang memikirkan dan menjelaskan pada orang lain bahkan murid, siswa, mahasiswanya bahwa itu semua sama, padahal tidak sama pengertiannya antara 3 kalimat tersebut, maka hal ini saya anggap kawan perlu untuk memahami ketiganya secara spesifik. Kenapa? Supaya tidak menganggap bahwa salafi itu sama dengan salaf dan salafiyah juga sama dengan keduanya, maka alhasil kesimpulannya adalah ketiga kata istilah tersebut sama, ya...kalau begini pemahamannya tentu sangat fatal kesalahannya. Kalau di lihat di segi makna “salaf”, kata tersebut memiliki banyak makna. Sebagaimana yang sudah kita maklumi (biasanya orang yang ada ngaji di pesantren, dayah mengetahuinya),Bahasa arab itu memilki banyak makna dalam satu kata baku di lebar luaskan maknanya keberbagai wazan, maka artinya berbeda, maka begitu juga halnya apabila satu kalimat berbeda harakatnya, maka maknanyapun akan berbeda.
            Istilah “salaf” digunakan untuk menunjukkan makna atau maksudnya adalah para Sahabat, Tabi’īn, dan Tabi’ Tabi’īn yang hidup sampai batas 300 H, di sini perlu digaris bawahi, keselarasan mereka dengan Al-Qur’an dan Hadits. Jika hidup pada zaman rentang pada masa 300 H, namun kontradiksi dengan pedoman ini, maka tidak di sebut sebagai salaf. Salah satunya adalah kelompok musyabbihah yang hidup pada masa itu.
            Musyabbihah adalah kelompok yang tidak menerima pentakwilan Al-Qur’an dan Hadits, menafsirkan Al-Qur’an secara tekstual ,dan menyakini bahwa Allah SWT serupa dengan makhluknya, yakni Allah memiliki anggota tubuh.
Istilah “salafi” adalah ulama atau orang yang biasa yang hidup setelah 300 H dan mereka mengikuti manhaj atau metodenya ulama salaf yang telah disebutkan di atas. dan kita pun bisa dikategorikan salafi apabila perilaku dan manhaj berdasarkan salaf. Maka untuk bermanhaj berdasarkan salaf, tidak ada cara lain kecuali harus bermadzab. kita tidak bisa kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits kecuali dengan metodelogi mereka yaitu untuk memahami Al-Qur’an dan Hadits harus bisa memahami karangan mereka yaitu Ushul figh, ulumul Qur’an dan ilmu lainnya.
Dan sekarang adaa pengikut Muhammad bin Abdul Wahab yang disebut wahabi yang menamakan diri mereka dengan salafi karena merubah kesing mereka terhadap buruk/negatif imam mereka yaitu Muhammad bin Abdul Wahab dengan adanya kitab saudaranya yang bernama Sulaiman bin Abdul Wahab yang menolak pemahaman Muhammad Bin Abdul wahab dan karangan selainnya

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai dengan topik dan pembahasan