Keberadaan kaum wanita di lingkungan masyarakat
berbeda-beda. Semua itu bergantung pada keadaan lingkungan rumah tangga dan
keluarganya. Ada sebagian wanita yg sdah mencapai tingkat tinggi di
masyarakatnya, tetapi ada juga yang masih sangat rendah. Ada yang menganggapnya
cukup mulia dan memberikan penghormatan yang layak, tetapi tidak sedikit pula
yang di anggap hina di kalangan masyarakat dan dikucilkan.
Kaum hawa diciptakan untuk saling membantu dan
saling menolong dalam kehidupan di dunia. Hanya sanya ada batas tertentu
tentang tugas dan pekerjaannya, sesuai dengan kondisi kepribadian
masing-masing. Inilah yang tidak boleh dilanggar. Seandainya suami istri di
ibaratkan keluarga petani, lelaki yang membajak tanah, menancapkan tanaman dan
menyebarkan benih-benihnya. Sedangkan perempuan meneliti baik buruknya benih
yang akan ditanam, menyiram tanaman dan membersihkan segala yang ada didekat
tanaman tersebut.
Tugas suami tentu berbeda dengan istri . Tugas
suami prioritas utama adalah menafkahi seluruh keluarga yang menjadi
tanggung jawabnya. Adapun tugas istri ialah mengatur dan membersihkan rumah
agar selalu nampak tertib, rapi, mengembirakan siapa saja yang memasukinya,
khususnya suami sendiri, serta mendidik putra putrinya agar mereka
memperoleh pendidikan yang benar yang sesuai dengan tuntunan agama, dan juga
menanamkan akhlak yang luhur serta budi pekerti yang mulia sebagai akhlak
tauladan kita Nabi Muhammad Saw. Dengan demikian mereka akan tumbuh menjadi
generasi yang baik akhlaknya.
Kita sudah sangat tahu bahwa letak kebahagiaan
anak bangsa yang nantinya akan menjadi yiang utama negara berada ditangan kaum
ibu. Ditangan merekalah terletak kendali yang menentukan dalam hal pendidikan
putra-putri bangsa itu.
Dalam rumah tangga yang baik, suami benar-benar
menjadi Imam dan istri sebagai makmumya. Jika tidak demikian, keadaan rumah
tangga akan mengalami hal-hal yang di inginkan misalnya bukan suami yang
menjadi kepala rumah tangga, tetapi justru istri yang memegang kekuasaan.
Apabila keduanya sama sama berkuasa, hal ini juga tidak baik. Ibarat orang yg
mengejakan shalat, semua orang ingin menjadi imam, tidak ada yg diikuti dan
tidak ada yang mengikuti. Akibatnya, terjadi pertengkaran dan permusuhan.
Apalagi keduanya samw-sama menjadi makmum, sehingga tidak ada satu inisiatif yg
muncul dari dua belah pihak, hal itu jelas tidak dapat dibenarkan.
Sebagai nasehat terakhir, utamakanlah pendidikan
melebihi sandang dan pangan yang kalian berikan kepada putra putri kalian.
Berikanlah pelajaran yang berguna bagi hari depannya. Kiranya itulah bangsa ini
akan segera bangkit.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai dengan topik dan pembahasan