Saturday, March 10, 2018

TASAWUF: Wanita Sholehah Idaman Keluarga

Keberadaan kaum wanita di lingkungan masyarakat berbeda-beda. Semua itu bergantung pada keadaan lingkungan rumah tangga dan keluarganya. Ada sebagian wanita yg sdah mencapai tingkat tinggi di masyarakatnya, tetapi ada juga yang masih sangat rendah. Ada yang menganggapnya cukup mulia dan memberikan penghormatan yang layak, tetapi tidak sedikit pula yang di anggap hina di kalangan masyarakat dan dikucilkan.
Demikian pula dalam hal keilmuan bagi kaum wanita. Ada yang menganggap sudah cukup terpelajar, bahkan memiliki gelar sarjana, menjadi dokter , sarjana hukum dan sebagainya. Ada yang menduduki jabatan tinggi dalam pemerintahan , menjadi perdana menteri, walikota. Ada juga yang masih bodoh, buta huruf, dan tidak ada perkara uang diketahuinya, kecuali masalah dapur. Bagaimanakah kesusukan kaum hawa menurut perspektif ajaran Islam?.
Kaum hawa diciptakan untuk saling membantu dan saling menolong dalam kehidupan di dunia. Hanya sanya ada batas tertentu tentang tugas dan pekerjaannya, sesuai dengan kondisi kepribadian masing-masing. Inilah yang tidak boleh dilanggar. Seandainya suami istri di ibaratkan keluarga petani, lelaki yang membajak tanah, menancapkan tanaman dan menyebarkan benih-benihnya. Sedangkan perempuan meneliti baik buruknya benih yang akan ditanam, menyiram tanaman dan membersihkan segala yang ada didekat tanaman tersebut.
Tugas suami tentu berbeda dengan istri . Tugas suami prioritas utama adalah  menafkahi seluruh keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun tugas istri ialah mengatur dan membersihkan rumah agar selalu nampak tertib, rapi, mengembirakan siapa saja yang memasukinya, khususnya  suami sendiri, serta mendidik putra putrinya agar mereka memperoleh pendidikan yang benar yang sesuai dengan tuntunan agama, dan juga menanamkan akhlak yang luhur serta budi pekerti yang mulia sebagai akhlak tauladan kita Nabi Muhammad Saw. Dengan demikian mereka akan tumbuh menjadi generasi yang baik akhlaknya.
Kita sudah sangat tahu bahwa letak kebahagiaan anak bangsa yang nantinya akan menjadi yiang utama negara berada ditangan kaum ibu. Ditangan merekalah terletak kendali yang menentukan dalam hal pendidikan putra-putri bangsa itu.
Dalam rumah tangga yang baik, suami benar-benar menjadi Imam dan istri sebagai makmumya. Jika tidak demikian, keadaan rumah tangga akan mengalami hal-hal yang di inginkan misalnya bukan suami yang menjadi kepala rumah tangga, tetapi justru istri yang memegang kekuasaan. Apabila keduanya sama sama berkuasa, hal ini juga tidak baik. Ibarat orang yg mengejakan shalat, semua orang ingin menjadi imam, tidak ada yg diikuti dan tidak ada yang mengikuti. Akibatnya, terjadi pertengkaran dan permusuhan. Apalagi keduanya samw-sama menjadi makmum, sehingga tidak ada satu inisiatif yg muncul dari dua belah pihak, hal itu jelas tidak dapat dibenarkan.
Sebagai nasehat terakhir, utamakanlah pendidikan melebihi sandang dan pangan yang kalian berikan kepada putra putri kalian. Berikanlah pelajaran yang berguna bagi hari depannya. Kiranya itulah bangsa ini akan segera bangkit.

 Video Tentang Siti Fatimah


No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak dan sesuai dengan topik dan pembahasan